Sabtu, 22 September 2007

KELOMPOK : MATERIAL FOTOGRAFI


MATERIAL FOTOGRAFI:

(PHOTOGRAPHIC) FILM

Oleh:
Muhamad Prabu Wibowo
Mujaini
Mutri Batulaini

Nurazizah


Pendahuluan dan Cara Pembuatan Film


• Film (fotografi) adalah lembaran plastic (polyester, nitrocellulose,
atau cellulose acetate) yang di lapisi dengan emulsi yang sensitive
terhadap cahaya, seperti garam "silver halide" dan gelatin dengan
ukuran Kristal tertentu (untuk menentukan tinggi rendahnya
sensitivitas, kontras, dan resolusi film).
• Tinggi rendahnya sensitivitas film ditunjukkan dengan ISO/ASA.
Semakin tinggi ISO/ASA, maka semakin sensitif pula film terhadap
cahaya.
• sinar Ketika diekspos terhadap sinar, akan terbentuk gambar (masih tidak
terlihat) yang membutuhkan proses pencucian film untuk membuat
gambar tersebut terlihat. (untuk jenis negatif)
• Pada awalnya menggunakan sekali Pada
awalnya, fotografi tidak film sama sekali. tahun 1885, Eastman Kodak, mulai membuat film berbasiskan kertas. Lalu, pada tahun 1889, mulai digunakan plastic pada film.



Pembuatan film dilakukan di pabrik. Film itu sendiri terbagi menjadi
2 jenis
:

hitam putih dan berwarna: yang juga berpengaruh pada
proses pembuatannya:
• Film hitam putih, pada umumnya, hanya terdapat 1 layar garam
il silver.
• Sedangkan film berwarna, pada umumnya, paling sedikit
menggunakan 3 layar, yang membuat 3 lapisan warna yaitu RGB
(Red Green Blue) Namun produksi film sekarang bisa
Red, Green, Blue). Namun, ini mencapai 12 layar yang mana bisa menyimpan hingga 20 jenis
warna.



Nama-nama perusahaan yang hingga kini
masih memproduksi film, antara lain:
• Agfa Gevaert
• Bergger (European company composed of former Guilleminot employees.)
• Efke
• Maco
• ORWO
• Perutz
• Polaroid
• Foma
• Forte
• Ferrania
• ProClick
• Solaris (Ferrania)
• Svema
• Fujifilm
• Ilford
• Imation (Spin-off company of 3M has since sold the film business to Ferrania)
• Tasma
• Tura

• Kodak
• Konica
• Lucky


Ukuran-ukuran film, antara lain:
•135 (dikenal popular sebagai "35 mm")
•APS (Advanced Photo System)
•110
•126
•127
•120/220 (digunakan pada format medium fotografi)
•Sheet film (digunakan pada format besar fotografi)
•Disc film Digunakan pada kamera yang menggunakan sistem "disc".

•Motion picture films: 8 mm, 16 mm, 35 mm and 70 mm
Jenisjenis media yang menggunakan media film antara lain: film (fotografi dan video), slide, microfilm, dll. Sebenarnya, masih banyak lagi formatnya, antara lain: (dari Wikipedia
(+20)): Chronophotographe Paperfilm Theatre Optiq e dll Chronophotographe, Paperfilm, Optique, dll.


SEJARAH FILM

Tahun 1000.
• Hazen, seorang pelajar berkebangsaan Arab, menulis bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya
yang melewati sebuah lubang kecil.


Sekitar 400 tahun kemudian.
• Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai fenomena yang sama. Seandainya tulisan da Vinci
di blik ik ki i di b i dipublikasi, kemungkinan ia dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera.


Tahun 1558.
• Battista Delta Porta, dianggap sebagai penemu prinsip
kerja kamera melalui buku tentang Camera Obscura yang
dipublikasikannya. Kemungkinan karyanya tersebut
didasari pada penemuan-penemuan da Vinci.

Awal abad 17

• Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila
serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan
berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu, dengan
komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam
gambar-gambar yang tak bertahan lama. Masalah yang
belum bisa diatasinya ialah menghentikan proses kimia,
setelah gambar-gambar terekam agar permanen.


Tahun 1727
• Johann Heinrich Schuize, profesor farmasi dari Universitas di
Jerman, juga menemukan hal yang sama pada percobaan yang
tak berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan bahwa
komponen perak nitrat menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas.

Sekitar tahun 1800
• Thomas Wedgwood, seorang Inggris, bereksperimen untuk
merekam gambar positif dari citra yang telah melalui lensa pada
camera obscura (sekarang ini disebut kamera) tapi hasilnya
sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi
sebagaimana juga Schuize, membuat gambar-gambar negatif
(sekarang ini dikenal fotogram), pada kulit atau kertas putih
yang telah disaputi komponen perak dan menggunakan cahaya
matahari sebagai penyinaran.

Tahun 1824.
• Setelah melalui berbagai proses penyempurnaan oleh berbagai orang
dengan berbagai jenis pekerjaan dari berbagai negara. Akhirnya pria
Perancis bernama Joseph Nieephore Niepee, seorang lithograf
berhasil membuat gambar permanen pertama yang dapat disebut
FOTO (tak menggunakan kamera), melalui proses yang disebutnya
Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograf) dengan menggunakan
sejenis aspal (yang disebutnya Bitumen of judea) sebagai bahan kimia
dasarnya. Kemudian dicobanya menggunakan kamera (NB: ada
sumber yang menyebutkan Niepee sebagai orang pertama yang
menggunakan lensa pada camera obscura. Pada masa itu lazimnya
camera kecil) juga bahan kimia lainnya tapi
obscura hanya berlubang kecil), lainnya, hasilnya tidak memuaskan.

Agustus 1827.
• Setelah saling menyurati beberapa waktu sebelumnya,
Niepee berjumpa dengan Louis Daguerre, pria Perancis
dengan beragam ketetrampilan tapi dikenal sebagai
pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk
menghasilkan foto melalui penggunaan kamera.

Tahun 1829
• Niepee secara resmi bekerja sama dengan Daguerre, tapi
Niepee meninggal dunia pada tahun 1833.

7 Januari 1839.
• Dengan bantuan seorang ilmuwan untuk memaparkan secara ilmiah,
Daguerre mengumumkan hasil penelitian. Penelitiannya selama ini kepada
Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang berupa foto-foto
yang permanen itu disebut DAGUERRETYPE, yang tak dapat diperbanyak /
reprint /repro Saat itu Daguerre telah memiliki foto studio repro. komersil dan
Daguerretype tertua yang masih ada hingga kini diciptakannya tahun 1837.

25 Januari 1839
• William Talbot Inggris Henry Fox Talbot, seorang ilmuwan Inggris, memaparkan hasil
penemuannya (tepatnya tahun 1834) berupa proses fotografi moderen
kepada Institut Kerajaan Inggris. Berbeda dengan Daguerre, ia menemukan
sistem negatif-positif (bahan dasar : perak nitrat, diatas kertas). Walau telah
menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana seperti apa yang sekarang,
kita istilahkan : Contactprint (print yang dibuat tanpa pembesaran /pengecilan) dan dapat diperbanyak.


Juni 1840

• Talbot memperkenalkan Calotype, perbaikan dari sistem sebelumnya, juga
menghasilkan negatif diatas kertas.

Oktober 1847
• Abel Niepee de St Victor, keponakan Niepee, memperkenalkan pengunaan
kaca sebagai base negatif menggantikan kerta.

Januari 1850
• Seorang ahli kimia Inggris, Robert Bingham, memperkenalkan penggunaan
Collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup populer denga sebutan
WET-PLATE Fotografi.
Setelah berbagai perkembangan dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulai
dikenal.

Juni 1888
• George Eastman, seorang Amerika, menciptakan revolusi fotografi
dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru dengan
merek KODAK berupa sebuah kamera box kecil dan ringan, yang telah
berisi roll film (dengan bahan kimia Perak Bromida) untuk 100
exposure. Bila seluruh film digunakan, kamera berisi film) dikirim ke
perusahaan Eastman untuk diproses. Setelah itu kamera dikirimkan
kembali dan telah berisi roll film yang baru. Berbeda denga kamera
masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru tersebut
memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa.
Hingga kini
• Perkembangan fotografi terus mengalami perkembangan dan
berevolusi menjadi film-film digital yang mutakhir tanpa
menggunakan roll film. Itulah perkembangan dunia fotografi hingga
masuk era digital.

Kelebihan (Photographic) Film
• Kelebihan Materi slide fotografi
• Materi fotografi yang paling brilian dan realistis merupakan adalah bentuk informasi realistis.
Slide foto yang ditampilkan melalui proyektor akan menambah kedalaman informasi
daripada gambar di atas kertas.
• Materi slide foto, selai bisa dilihat secara indivisual, juga bisa disaksikan oleh orang
banyak meleui proyektor di layar yang besar. Ini memungkinkan orang untuk melihat
gambar dalam satu waktu yang sama, yang tidak mungkin didapatkan dari gambar
tercetak di sebuah buku.
• Jika informasi yang ditampilkan tidak membutuhkan gambar gerak, Slide fotografi jauh
lebih murah dibandingkan gambar bergerak
• Slide fotografi disaksikan lama dapat sesuai dengan keinginan: atau sebentar.
Sedangkan pada gambar gerak, kita harus mengikuti alurnya.
• Gambar dapat memberi inspirasi dan stimulus pada yang melihatnya. Jika seorang
pustakawan atau presentator membawakan sebuah gambar dengan menarik dan penuh
makna. Maka itu akan membuat orang tertarik mendalamninya. Munkgin akan
dilanjutkan mencari informasi lebih dengan membaca bukunya dengan bukunya.

Faktor Kerusakan (Internal dan Eksternal)
Faktor Internal
• Bahan fotografi memiliki struktur yang kompleks sehingga rentan
terhadap banyak kerusakan, seperti plastik yang mudah sekali kusut,
kertas yang mudah rapuh, dan juga lapisan gambar yang mudah
tergores atau terkena noda.
• Proses yang cukup dari bahan fotografi biasanya disebabkan
tidak oleh deteriorate. Campuran residu (thiosulphate) akan dihasilkan
selama proses pencucian dan selanjutnya akan bereaksi dengan silver
didalam gambar untuk membentuk silver sulphide, yang akan
menodai gambar.
• Bahan fotografi juga biasanya sensitif dengan adanya sulphur.
• Deterioration/ keburukan dapat disebabkan karena aksi dari
atmospheric pollutants (limbah athmosperic) dalam bahan fotografi.

Faktor eksternal
• Temperatur yang tinggi dan tingkat kelembaban
• Perubahan temperatur yang cepat dapat membahayakan bahan fotografi.
Yang akan menyebabkan memuainya bahan( jika temperatur naik) dan
penyusutan ( jika temperatur diturunkan). Hal yang sangat penting untuk
dilakukan adalah menjaga agar temperatur selalu stabil .
Kelembaban yang sangat tinggi juga sangat membahayakan koleksi Dalam koleksi. kondisi kelembaban yang tinggi dua lapisan foto mungkin dapat memuai dan menyebabkan foto
atau gambar menjadi keriting. Tingkat kelembaban relatif harus dijaga yaitu
47 per cent ± 2 per cent, dan temperatur sekitar 20 ° C ± 2 °.
• Cahaya
Kerusakan yang terjadi pada bahan fotografi biasanya terjadi karena terkena
sinar matahari langsung atau terkena pijaran lampu dan sinar ultraviolet.
Semua objek yang terkena sinar matahari langsug akan terancam dan khusus
untuk bahan fotografi sangat sensitif tehadap cahaya, sehingga mudah rusak,
oleh reaksi dari cahaya.

• Biological Agents, seperti jamur / cendawan, serangga Jamur dan fungi berkembang dimanapun jika kondisi yang ada memungkinkan Jamur akan melemahkan kertas dan menodai kertas memungkinkan.

• kertas

Mereka dapat menghapus gambar dalam kertas atau bahan foto jika
tidak dicegah. Untuk mengendalikan perkembangan jamur maka suhu
dan tingkat kelembaban harus dijaga agar tetap stabil agar
mengecilkan perkembangan jamur, dan juga menjaga agar bahan
tidak kotor, berdebu dan sebagainya. Sedangkan serangga dapat
dikontrol dengan tetap menjaga agar ruang penyimpanan selalu
bersih. Selain itu dapat juga dilakukan fumigasi.
• Manusia
kerusakan karena manusia bisa terjadi dengan pencurian terhadap bahan
fotografi, tetapi Penangan yang kurang merupakan penyebab utama
kerusakan bahan fotografi.

• Materi fotografi harus disimpan dalam kondisi lingkungan
yang sesuai Kelembaban relatif adalah hal yang amat
sesuai. penting dalam sistem penyimpanan bahan fotografi. level
kelembaban di atas 60 % akan menyebebkan kerusakan
yang lebih parah. Sedangkan kelembaban yang terlalu
rendah juga akan menyebabkan kerusakan. Suhu yang
tepat di dalam ruangan ber-AC dan ruangan yang memiliki
kloset di dalamnya adalah sekitar 680F dan 30-40%
Kelembaban relatif relatif.
• Sedangkan suhu adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kestabilan warna foto yang asli. Suhu
penyimpanan yang dianjurkan di F adalah bawah 400 F.


Terima Kasih.........

Tidak ada komentar: