Senin, 24 September 2007

KELOMPOK : VELLUM


Vellum

Oleh :
Astrit Mahendriningrum (0705130087)
Danies Widi Rahmanto (0705130117)
Ellien Trias Puspita (0705130176)
Febi Sugiarti (0705130192)


SEJARAH SINGKAT
Vellum berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu Velin yang berarti kulit anak sapi. Secara umum vellum dokumen berarti dokumen yang ditulis di atas kulit anak sapi sebagai media tulisnya.
Pertama-tama orang tidak serta merta menggunakan vellum sebagai media tulis. Dasarnya adalah penggunaan kulit hewan yang digunakan oleh bangsa Mesir kuno pada dinasti ke-4. Permulaan abad 2 ditemukan cara pembuatan media tulis baru yang lebih baik sehingga menghasilkan perkamen yang bahan bakunya tetap menggunakan kulit. Perkamen dengan kualitas terbaik inilah yang disebut vellum. Perbedaan antara vellum & perkamen adalah: vellum terbuat dari seluruh kulit anak sapi sedangkan perkamen adalah dari kulit yang sobek.

JENIS VELLUM
# Uterine vellum dibuat pada abad ke-13 dan abad ke-14, dari kulit binatang yang belum , ataupun sudah lahir.
# Limp vellum sering digunakan pada abad 16-17, serta kadang-kadang lapisannya dibuat mengkilat tapi sering juga tidak dihiasi apapun.

PERLENGKAPAN & BAHAN
a. Kulit (Jangat)
b. Air
c. Wadah untuk kulit
d. Tongkat adukan
e. Pelindung dada karet
f. Kapur
g. Bingkai untuk meregangkan (frame)
h. Pasak tegangan
i. Tali
j. Batu sungai
k. Pisau
l. Batu apung

PEMBUATAN
>> Perendaman=Direndam sehari semalam sampai air bilasannya bening. Atau dicuci untuk pembersihan sisa-sisa daging yang tertinggal. Menghilangkan zat biologis yang tersisa ataupun bau busuk.
>> Mandi Kapur=Campur kapur dan air dalam wadah dengan takaran 4-6 cangkir kapur per 5 galon air. Lalu lipat kulit dengan bagian daging di bagian dalam. Setelah itu aduk dengan tongkat kayu,2 atau 3 kali sehari. Rendam kapur dilakukan mini mal 8 hari sampai 16 hari.
>> Penghilangan bulu=Semprot kulit dengan air untuk menghilangkan kapur yang tersisa. Setelah itu, tarik gumpalan daging sepanjang urat daging. Selain menggunakan tangan bisa menggunakan alat yang tumpul/pisau.
>> Mandi Kapur Kedua=Siapkan air dan kapur dengan komposisi yang sama dengan yang pertama.
>> Pencucian=Bersihkan dengan baik sampai air bening dan bersih.
>> Perendaman Kedua=Letakkan dalam air bersih selama 2 hari.
>> Peregangan=Pasangkan kulit ke bingkai yang sudah sesuai dengan ukuran kulit.

KELEBIHAN VELLUM
- Tahan lama. Umumnya vellum dapat bertahan baik selama berabad-abad
- Vellum sangat kuat dan mampu menahan pekerjaan banyak tangan (tidak rapuh)
- Bahan baku vellum (kulit anak sapi) tersedia dimana saja

KEKURANGAN VELLUM
- Mahal. Hal ini terkait dengan biaya pemeliharaan, gaji buruh, serta penyembelihan ternak tersebut
- Tidak tersedia dalam jumlah cukup untuk produksi massal
- Sangat bereaksi pada perubahan kelembaban dan tidak tahan air.

Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Vellum:
1. Kimiawi yaitu asam
2. Fisik yaitu cahaya dan panas
3. Biologi yaitu hewan (tikus, burung, kelelewar), serangga (laba-laba), mikro organisme / mikroba (jamur, bakteri)

Yang harus dilakukan agar vellum awet:
1. Gedung dan ruangan tempat menyimpan vellum harus kokoh / kuat dan aman
* Atap / langit-langit tidak bocor
* Terhindar dari banjir
* Jika mungkin menggunakan bahan tahan api
* Pipa saluran air, baik air bersih / air kotor diusahakan tidak melewati ruangan dimana vellum disimpan
2. Gedung dan ruangan tempat menyimpan vellum harus terjaga kesehatan dan kesegarannya
* Ruangan tempat menyimpan vellum diusahakan tidak berada di bawah tanah
* Temperatur dan kelembabannya harus terjaga
3. Cara menyimpan vellum
* Jauhkan rak tempat menyimpan vellum dari jendela
* Jendela dimana sinar matahari banyak masuk dapat ditutupi dengan tirai
* Jarak antar rak satu dengan yang lain harus dapat memberikan ruang yang cukup bagi petugas untuk bergerak
* Tidak boleh ada makanan / sisa makanan / remah-remah sisa makanan yang tertinggal

KELOMPOK : DVD


DVD

oleh:
Arief Nurrachman
Arya Pandu P.
Ceria Isra N.
Cintia Septiani

DEFINISI
# DVD adalah sejenis cakram optis yang dapat digunakan untuk menyimpan data, termasuk film dengan kualitas video dan audio yang lebih baik dari kualitas VCD.
# "DVD" pada awalnya adalah singkatan dari digital video disc, namun beberapa pihak ingin agar kepanjangannya diganti menjadi digital versatile disc agar jelas bahwa format ini bukan hanya untuk video saja.
# DVD berasal dari kata Digital Versatile Disc. Sesuai dengan namanya DVD merupakan sebuah media penyimpanan digital yang isinya sangat variatif.. Bentuknya sangat mirip dengan CD.Bedanya DVD dapat memainkan film, audio lebih baik dan dengan data lebih banyak dan proses yang lebih cepat dibandingkan CD. DVD juga mampu menyimpan data lain seperti Foto atau data informasi dari komputer.
# Dalam DVD ada dua bagian format yang sangat penting, yaitu Physical Formats (Format Fisik) dan Application Format (Format aplikasi). Yang dimaksud dengan format fisik adalah DVD ROM, DVD-R/RW, DVD+R/RW, dan DVD-RAM. Format ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sedangkan yang dimaksud dengan format aplikasi adalah, DVD video yang disebut DVD –juga- lalu ada yang disebut DVD Audio, DVD Stream Recording dan ada juga yang disebut Super Audio CD (SACD). Selain itu ada juga format aplikasi yang dipergunakan khusus untuk Games seperti Sony Play-Station 2 atau Microsoft Xbox.


FORMAT-FORMAT DVD

DVD-ROM

Ini adalah format DVD yang paling umum saat ini. DVD-ROM sendiri ada 4 jenis yaitu DVD-5, DVD-9, DVD-10 dan DVD-18. DVD-5 dan DVD-9 adalah DVD single sided. Jika DVD-5 merupakan singlesided, single-layer. DVD-9 Single sided, dual-layer. Masing-masing memiliki kemampuan untuk menyimpan data sebanyak 4,37GB dan 7,95GB.


DVD-R (Readable)

DVD-R adalah salah satu format yang dikembangkan oleh Pioneer. Pada DVDR sendiri ada dua format yang tersedia. yaitu DVD-R Autorithy (A) dan DVD-R General (G). DVD-R (A) lebih banyak digunakan untuk membuat master DVD pada proses penduplikasian DVD pada mesin khusus dan ingin menggunakan region code. Sedangkan DVD-R (G) untuk membuat master pada proses duplikasi yang lebih sederhana dan dalam jumlah yang lebih sedikit serta tidak memerlukan region code. Untuk single-sided DVD-R mampu menyimpan data sebanyak 4,7GB, dan untuk DVD-R double sided data yang disimpan dapat mencapai 9, 4GB. Keduanya hanya dapat dituliskan sekali saja.

DVD-RW (Readable-Writeable)

Jika DVD-R hanya dapat dituliskan satu kali saja, maka DVD-RW dapat dituliskansampai 1000kali. Untuk kapasitas yang dimiliki sama dengan DVD-R yaitu 4,7GB untuk single-sided. DVD-RW memiliki harga yang lebih mahal dari DVD-R.

DVD+R

Perbedaan Yang menonjol adalah tanplus yang dimiliki DVD ini. DVD+R dikembangkan oleh Philips, Dell, Sony, HP, dan Microsoft. Jika pada versi minus hanya mendukung penulisan dengan satu layer saja, maka pada DVD+, DVD pada dituliskan dengan dua layer. Harga DVD+ lebih mahal dari pada DVD-. Sebab dengan kemampuan penulisan secara dua layer,kapasitas yang dimiliki DVD+ dapat lebih banyak dari DVD-.

DVD+RW

Sama halnya dengan DVD+R yang juga dikembangkan oleh Philips, Dell, Sony, HP, dan Microsoft. Jika DVD+R hanya dapat dituliskan sekali saja, sebaliknya DVD+RW dapat dituliskan secara berulang-ulang. Harganyapun lebih mahal dari DVD+R.

DVD-RAM (Random Access Memory)

DVD RAM ini juga dapat ditulisi secara berulang-ulang. Hanya saja berbeda dari DVD yang lain yangdapat dibaca pada DVD rOM drive biasa. Untuk membaca DVD RAM dibutuhkan driver khusus. Kapasitas yang dapat disimpan oleh DVDRAM single-sided adalah 2,6GB atau 4,7GB. Sedangakn untuk double-sided adalah 5,2GB atau 9,4GB.

CARA PEMBUATAN DVD
DVD terdiri dari beberapa lapisan plastik yang direkatkan menjadi satu dengan ketebalan sekitar 1,2 milimeter. Setiap lapisan dibuat dengan menggunakan plastik polikarbonat. Setelah itu, di lapisi dengan lapisan reflektif tipis yang terbuat dari alumunium, sedangkan lapisan luarnya terbuat dari lapisan semi reflektif.

MACAM & CARA PEMBUATAN DVD
Bahan pembuat DVD
DVD yang ada saat ini umumnya terbuat dari resin (polycarbonate) dan dilapisi permukaan yang sangat reflektif seperti alumunium. Informasi direkam secara digital sebagai lubang-lubang mikroskopis pada permukaan yang reflektif. Proses ini dilakukan dengan menggunakan laser yang berintensitas tinggi. Permukaan yang berlubang ini kemudian dilapisi oleh lapisan bening. Informasi dibaca dengan menggunakan laser berintensitas rendah yang menyinari lapisan bening tersebut sementara motor memutar cakram.

Intensitas laser tersebut berubah setelah mengenai lubang-lubang tersebut kemudian terefleksikan dan dideteksi oleh fotosensor yang kemudian dikonversi menjadi data digital. Penulisan data pada DVD hanya dapat dilakukan sekali saja. Walaupun demikian, optical disk ini memiliki keunggulan dari segi mobilitas. Bentuknya yang kecil dan tipis memudahkannya untuk dibawa kemana-mana.


CARA PEMBUATAN DVD
setiap lapisan yang dapat dibaca memiliki jalur data yang berbentuk spiral, jalur data selalu berbentuk lingkaran yang bermula dari dalam ke luar.
Dimensi mikroskopis dari jalur DVD terdiri dari kumpulan Pits yang berbentuk lingkaran. jika kita dapat membuat pits tersebut berbentuk lurus, maka kita akan mendapatkan ukurannya sepanjang 7,5 mil. Sedangkan DVD yang memiliki lapisan ganda bisa memiliki sekital 30 mil atau (48 km) jalur data.

Latar Belakang Alasan Pembuatan
Pada awal tahun 90-an telah hadir Compact-Disc merupakan media penyimpan saat itu. Dan kemudian keinginan berkembang untuk mencari media yang lebih nyaman khususnya untuk menyimpan film dan musik. Memang saat itu sudah ada yang namanya VCD (Video CD) dan Laser Disc (LD), namun VCD hanya bisa menyimpan maksimal 74 menit dan LD 128 menit. Hal ini membuat kita harus mengganti CD saat menonton film, sebagaimana kita harus membalik kaset ketika mendengarkan musik.

Kemudian Sony dan Philips mengembangkan yang namanya MMCD (Multimedia CD), sedang Toshiba dan Time Warner mengembangkan Super Desity CD (SD). Atas tekanan industri perfileman harus ditemukan satu format standar yang mendukung. Dan DVD lah yang disepakati pada tahun 1995 sebagai media standar. (Di negara kita baru tahun-tahun belakangan DVD mulai banyak digunakan) Pada awalnya digunakan nama Digital Video Disc, tapi kemudian berganti menjadi Digital Versatile Disc karena fungsinya yang tidak hanya untuk menyimpan film atau musik. Dan bahkan kini DVD-Forum tidak menetapkan arti khusus DVD itu sendiri. Jadi DVD itu tidak memiliki makna pasti.

Satu tahun kemudian keluarlah DVD player. Dan muncul satu masalah baru, yakni masalah Copy-Protected. Hal itu dikarenakan Industri perfileman ingin mencapai keuntungan pasar regional mereka. Sehingga DVD buatan Amerika tidak bisa diputar oleh player Eropa. Mereka khawatir, karena film-film yang di Amerika sudah dijual di pasaran, di Eropa masih atau bahkan belum diputar di bioskop. Sehingga merek kemudian menetapkan harga yang berbeda untuk masing-masing region. Namun demikian masalah belum terpecahkan. Pada tahun 1999 barulah muncul alat penulis DVD (DVD Writer)

Kelebihan dan Kekurangan
Teknologi

DVD menggunakan 650 nm panjang gelombang cahaya laser diode (pada CD: 780 nm). Hal inilah yang menyebabkan ruas yang lebih kecil pada permukaannya yaitu 1.32 µm (sedangkan pada CD: 2.11 µm
Kecepatan “menulis” pada DVD awal adalah 1 kali, yaitu 1350 kB/detik (1318 KiB/detik). Pada model selanjutnya adalah 18 kali atau 20 kali kecepatan. (Pada CD: 1x berarti 153.6 kB/s (150 KiB/s), 9 kali lebih lambat).
DVD yang dapat merekam dan “ditulis”
@ Hewlett-Packard mengembangkan DVD sebagai media yang dapat direkam untuk menyimpan data maupun memudahkan untuk dibawa.
@ DVD yang dapat merekam sekarang juga dipakai untuk keperluan rekaman audio dan video. Tiga format yang dikembangkan adalah: -R/RW (minus), +R/RW (plus), -RAM (bukan random access memory)
@ DVD mampu memainkan video digital dengan kualitas yang sangat tinggi selama 2jam penuh. @ Bahkan untuk satu keping dual-layer, double-sided mampu memainkan video digital dengan kualitas yang sama selama 8jam penuh. Semua ini setara dengan 30jam video dalam kulitas VHS.
@ DVD mampu menyimpan semua filmnya dalam 9 angle kamera yang berbeda.
@ DVD mampu menyimpan 32 judul lagu karaoke.
@ DVD mampu menyimpa 8 track Digital audio untuk berbagai bahasa, yang masing-maing memiliki delapan channel.
@ DVD mampu memberikan on-screen menu dan interactif fitur seperti behind the scene, games, interview dan masih banyak lagi.
@ DVD dapat memuat DVD dengan berbagai bahasa, mulai dari percakapan, subtittle, nama lagu, dan sebagainya.
@ Rewind dan Foward yang lebih instant. Atau bahkan memilih lewat chapter dan waktu (time code).
@ DVD lebih tahan lama dari CD, sebab data dalam DVD tidak mudah rusak

PENYEBAB KERUSAKAN
1. Goresan

Goresan pada sisi laser pembaca
Kedalaman dan panjang goresan pada bagian tertentu menyebabkan data pada bagian tersebut tidak dapat “terbaca” secara baik. Goresan-goresan kecil, pada umumnya tidak berdampak pada ketertidakbacaan pada cakram yang berarti sinar laser masih bisa menembus lapisan data. Jika goresan panjang dan dalam dapat mempengaruhi fokus sinar laser, deteksi error dan koreksi biasanya dapat memulihkan data yang telah disimpan. Walaupun begitu, beberapa goresan yang terlalu dalam/panjang atau gabungan keduanya
2. Temperatur dan Kelembaban
CD dan DVD baik disimpan dan digunakan pada ruangan atau tempat yang sejuk dan kering serta tidak mengalami perubahan suhu yang drastis. Jika disimpan dalam tempat yang dingin, disc tersebut dapat mengalami kondensasi.
Untuk disc yang sering digunakan harus disimpan pada temperatur yang sama dengan tempat dimana disc tersebut digunakan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan perubahan suhu yang tinggi.
3. Cahaya
ROM Disc (CD-ROM dan DVD-ROM)
Efek cahaya pada ROM disc (seperti: UV, infrared, dan fluorescent) dapat menurunkan kualitas substrat polikarbonat (plastik). Dalam jangka panjang, efeknya dapat terlihat seperti perubahan warna pada plastik.
R Discs - Recordable Disc (CD-R dan DVD-R)

Cahaya matahari dan cahaya UV lainnya dapat mempercepat penurunan kualitas lapisan disc yang recordable (dye). Efeknya adalah penipisan lapisan dye. Sehingga lapisan tersebut dapat terlihat semakin transparan dan berlubang. Penggunaan label dapat mengurangi efek ini.
CD-RW dan DVD-RW, DVD+RW, dan DVD-RAM Disc
Pada suhu normal, cahaya hampir tidak mempengaruhi disc jenis ini. Walaupun demikian, jika mengalami panas yang berlebih, efek dye seperti pada CD-R akan lebih cepat terjadi.
4. Uap Lembab (embun)
Substrat polikarbonat atau lapisan plastik dari disc sangat rentan terhadap kelembaban dan air karena sifatnya yang dapat menyerap air. Jika sebuah disc terkena air, kering dan panaskan pada suhu 70°F dengan kelembaban 50% (kondisi normal kamar), kemudian biarkan selama 24 jam sebelum disc tersebut digunakan kembali.
5. Cairan Pembersih Organik
Hindari penggunaan pelarut organik seperti aseton dan bensin karena dapat melarutkan lapisan polikarbonat. Penggunaan isopropoil alkohol atau metanol boleh digunakan untuk membersihkan lapisan polikarbonat walaupun pada disc-disc tertentu juga dapat melarutkan label atau lapisan pelindung tambahan pada disc tersebut
Magnet, Sinar-X, Gelombang Mikro, dan Radiasi
Magnet, Sinar-X, dan Radiasi 60-300 kilogrey (U.S. Postal Service’s) tidak memberikan efek pada CD dan DVD. Gelombang mikro pada oven microwave dapat menghancurkan disc (dan oven tersebut, karena terdapat bahan metal pada disc).


TIPS-TIPS PERAWATAN
• Gunakan peniup udara untuk menyingkirkan debu.
• Gunakan kain katun lembut atau chamois untuk mengusap disc
• Cobalah membersihkan dengan kain kering dulu, sebelum menggunakan cairan pembersih.
• Jangan mengusap dalam suatu arah mengelilingi disc.
• Basuh mulai bagian tengah/pusat disc kemudian langsung lurus menuju tepi luar.
• Hindari penggunaan produk kertas, termasuk kertas lensa untuk membasuh disc.
• Hindari penggunaan segala yang menggosok hingga menyebabkan lecetnya permukaan disc.
• Jika disc mempunyai sangat banyak kotoran, cobalah membilasnya dengan air terlebih dahulu.
• Gunakan deterjen berbasis air (water-based) yang tersedia di pasaran yang diformulasikan untuk membersihkan permukaan oprical disc.
• Gunakan isopropyl alcohol atau methanol, sebagai alternatif dari deterjen water-based untuk membersihkan permukaan disc.

CARA PERAWATAN
• Jangan memegang DVD (bagian yang berkilau) dengan tangan dan jangan mengoresnya.
• Peganglah DVD pada bagian lingkaran kecil di tengahnya
• Berikan label kertas pada DVD seperlunya
• Hindari suhu panas yang ekstrim
• Bersihkan debu dan kotoran dengan kain yang lembut yang kering dan atau dengan cairan pembersih DVD.
• jangan membersihkan DVD dengan cairan kimia berbahaya,
• Letakkan CD pada tempat yang bebas debu dan dalam suhu yang stabil.

GRACIAS....

KELOMPOK 9 : MEDIA BIRCH BARK

MEDIA: BIRCH BARK

Oleh:
Hana
Isna
Citra
Heni

PENDAHULUAN
Birch Bark berasal adalah sejenis pohon kayu dg nama asli Betula papyrifera. Lebih dikenal dg nama “birch tree”, dan “paper birch” untuk kulit pohon ini.

Deskripsi pohon birch ini sendiri adalah:
“A small to medium-sized tree, often with many stems, up to 30 metres tall. In forests, it has a slender trunk that often curves before extending to the narrow, oval-shaped crown. In the open, the crown is pyramid-shaped. ”

Yang disebut dg Birch bark adalah kulit dari pohon kayu tersebut.
Bark : “Thin, white to reddish-brown, with dark horizontal slits (lenticels). It peels in papery strips, exposing reddish-orange inner bark which will gradually turn black with age.”

MACAM-MACAM POHON BIRCH
Birch tree memiliki banyak bentuk dan ukuran, namun mereka juga memiliki karakteristik yang sama antara satu dan yang lainnya. Pada umumnnya, birch tree berukuran medium yang tingginya mencapai 40 dan 50 kaki dengan daun yang berwarna kuning pada musim gugur. Perbedaannya dapat terlihat dari warna kulit kayunya, kondisi tumbuh atau habitatnya, dan ketahanan terhadap hama.

Crimson Frost BirchBetula platyphylla var. szechuanica x Betula pendula 'Purpurea' 'Crimson Frost'
European White Birch, Silver BirchBetula pendula
Heritage River BirchBetula nigra 'Heritage'
Jacquemonti Birch, Whitebarked Himalayan BirchBetula jacquemontii
Paper Birch, White Birch, Canoe BirchBetula papyrifera
River Birch, Red BirchBetula nigra
Yellow BirchBetula alleghaniensis
Young's Weeping BirchBetula pendula 'Youngii'


PEMBUATAN BIRCH BARK
>> Waktu terbaik untuk mengumpulkan birch bark adalah ketika musim semi sampai bulan juni. Saat itu kulit kayunya sangat tebal, dan pada musim ini pula kulit kayu dapat dengan mudah menggulung dan mengelupas.
>> Untuk menyimpanà meletakkan lembaran-lembaran birch bark dan menekannya sehingga menjadi datar dan gepeng
>> Untuk digunakanà Kulit Kayu harus dipanaskan terlebih dahulu dengan merendamnya di air panas atau dengan menyemprotkannya dengan api.
>> Jika kulit kayu tersebut terlalu tebal, maka beberpa lapisan dari lembarannya dapat dikupas agar lembaran-lambaran yang tersisan dapat di potong dan dilipat dengan mudah.
>> Cara lain untuk membuat kertas birch bark, yaitu dengan mengikuti pola lembaran lapisan kayu. Sebelumnya potong lambaran tersebut sesuai polanya dan kemudian dijepret bersamaan.
>> Menjepret dan menggulung birch bark umumnya menggunakan tali. Teknik modern yang biasa digunakan adalah dengan nilon lilin yang dibenangkan pada jarum. Sedangkan cara kunonya dalah dengan menggunakan basswood atau kawat dogbane, atau dengan kayu cedar yang tipis.

Birch Bark, Birch Bark Documents, dan Birch Bark Manuscripts
Birch Bark yg berarti kulit pohon birch, adalah nama yang dikenal untuk media penyimpan informasi pada zaman dahulu kala.
Birch Bark Document berarti dokumen yang menggunakan Birch Bark sebagai media simpan informasi.
Birch Bark Manuscript berarti Manuskrip/naskah-naskah kuno yang menggunakan Birch-Bark sbg media simpan Informasi.

Sejarah Penemuan Birch Bark sbg media Penyimpan Informasi
a. Pada tanggal 26 Juli 1951, selama menggali di Novgorod, seorang ekspedisi dari Soviet yang bernama Artemiy Artsikhovsky untuk pertama kalinya menemukan birch bark di Rusia, di dalam birch bark lapisannya tertulis tanggal digunakan yaitu kira-kira abad 1400. Sejak saat itu, lebih dari 1000 dokumen yang sama dijumpai di Staraya Russa, Smolensk, Torzhok, Pskov, Tver, Moscow, Ryazan. Di Ukrania, dokumen birch bark ditemukan di Volynia pada Belarus, beberapa dokumennya digali di Vitebsk and Mstislavl.
b. Beberapa percobaan telah dilakukan pada abad 19, namun mereka serius menggali mengenai birch bark dimulai pada tahun 1932 di Novgorod.
c. Walaupun keberadaan birch bark telah disebut dalam beberapa manuskrip tua East Slavic, tetapi penemuan dokumen birch bark keberartiannya berubah dalam pengertian tingkat kebudayaan dan bahasa percakapan di East Slavs diantara abad 11 dan 15.
d. Namun pada sumber lainnya, The research in Butterworth's Conservation of Manuscripts and Paintings of South-East Asia mengungkapkan bahwa Birch bark digunakan sebagai materi menulis (writing materials) oleh Sejarahwan Yunani Q. Curtius yg mencatat penggunaannya pada zaman Alexander’s Invasion.

Preservasi media Birch Bark
# Penelitian menunjukkan bahwa lembaran-lembaran birch bark biasanya setebal 0.2 - 0.5 mm dan mengandung cellulose 38%. Birch bark sangat mudah terlarut dalam bahan perlarut organik namun tidak dapat larut dalam air dingin.
# Tinta yg tertulis pada Birch Bark terbukti stabil dan birch bark itu sendiri menjadi lemas/luwes pada kelembaban tinggi dan ketika bersentuhan dg air, tanpa membuat tintanya menjadi luntur.
# Birch Bark mengandung waterlogged clay minyak yang mana mencengah masuknya oksigen, sehingga media birch bark tidak cepat rusak karena oksigen.
# Requirements and Culture For Paper Birch Tree:Paper Birch requires a well drained soil, cool soil temperatures and ample moisture. Full sun. Does not perform well in difficult sites. Grows best in climates with cool summer temperatures. An organic mulch or ground cover planting will help keep summer soil temperatures cooler. Fertilization and irrigation to maintain the tree in vigorous condition will help prevent borer infestation.
# Dari literatur yg kami temukan, birch bark manuscript biasanya di-pelihara dengan cara dimasukkan dalam toples tanah liat (clay jar).


Kelebihan dan Kekurangan Media Birch Bark
Kelebihan :
Pohon Birch Bark ini mudah untuk dikenali dan memiliki tampilan yang menarik
Pohon Birch Bark mudah di temukan di kawasan tertentu
Tahan air
Kelemahan :
Mudah robek
Mudah terbakar karena adanya kandungan minyak dalam materialnya
Cukup sulit digunakan
Lebih dikenal sebagai bahan dasar pembuatan canoe dibandingkan sebagai pengganti kertas
tinta yang digunakan untuknya seringkali berbahan dasar karbon dan rawan dalam hal penyimpanannya, kondisi lingkungannya, atau penanganannya

Faktor Internal & Eksternal Penyebab Kerusakan Birch Bark
Faktor Internal:
Kandungan Minyak pada birch bark membuatnya menjadi tahan trhadap air sekaligus mudah sekali terbakar

Faktor Eksternal:
Kelembaban yg rendah alias panas yg tinggi
Perlakuan yg tidak hati-hati dari manusia
Salah penggunaan bahan kimia dalam tindakan konservasi


Akibat Kerusakan
Birch Bark yg pada umumnya digunakan pada masa lampau seringkali menjadi media penyimpan informasi yg vital dan memiliki kandungan sejarah. Oleh karena itu ketika birch bark mengalami kerusakan, akibatnya dapat menghilangkan sebagian atau bahkan keseluruhan informasi penting di dalamnya.


SUMBER
Encyclopedia Americana
Encyclopedy Britannica
Online Encyclopedia
“Birch bark document”-
http://en.wikipedia.org/wiki/Birch_bark_document
“Great Surviving Manuscripts”-http://www.pbs.org/wgbh/nova/archimedes/manuscripts.html#novg
“Earliest Buddhist manuscripts acquired by University of Washington”-http://www.washington.edu/newsroom/news/2002archive/08-02archive/k082002a.html
“Deciphering an Ancient Buddhist Manuscript”- http://www.artsci.washington.edu/news/Autumn02/BuddhistManucript.htm
“Seperation Anxiety: The Conservation of a 5th Century Buddhist Gandharan Manuscript”-http://palimpsest.stanford.edu/waac/wn/wn22/wn22-1/wn22-105.html


TERIMA KASIH …..

KELOMPOK 10 : PALM LEAVES (DAUN LONTAR)


PALM LEAVES (DAUN LONTAR)

Ade Nurfita Kencana
Ahmad Jayadi
Artitis Undari
Destiya P. Prabowo
Margareta Aulia Rahman



Pengertian palm leaves
Palm Leaves=Daun Lontar, atau ada yangmenyebutnya rontal, (latin : Borassus flabellifer); termasuk familia Palmae, palm kipas yang tinggi, tumbuh di Negara tropis, dan banyak terdapat di India dan di Indonesia.

Sejarah singkat
# Sangat sulit untuk mengatakan kapan tepatnya daun palem mulai digunakan untuk menulis.
# Digunakan sebagai media utama untuk penulisan sebelum adanya kertas.
# digunakan sebagai bahan utama yang digunakan untuk menulis dan menggambar selama berabad-abad, terutama oleh masyarakat di Asia Tenggara dan Asia Selatan, yakni India, Sri lanka, Birma, Thailand, Indonesia, dan Kamboja.
# seringkali ditulisi dengan aksara tertentu dari tradisi beberapa suku bangsa di Indonesia, seperti suku Bugis, Makasar, Bali, Sasak, dan Lombok. Pada umumnya berisi catatan berupa epos, legenda, riwayat, adat, babad, undang-undang, pedoman pembuatan rumah, pedoman pembuatan perahu, catatan tentang pembuatan obat-obatan, dan lain sebagainya.


Sifat-Sifat Dasar
>>Permukaan dari daun lontar (Palm) memiliki sel-sel yang sangat tebal. Pada saat menulis bagian yang digunakan adalah bagian epidermisnya. Untuk mencegah atau menghilangkan noda atau warna hitam akibat tinta dari pena (stylus) dan penetrasi dari minyak, kita dapat memberikan minyak sebelum menggoreskan tinta dipermukaan kertas. Jenis-jenis palm yang dapat digunakan untuk menulis: olive, talipot, aloe, East India Palm, palmyra palm, dll.
>>Biasanya ketika usia dari kertas sudah mulai lama maka kertas tersebut akan mudah lapuk dan kemudian hancur.

Jenis-Jenis Pohon Lontar


Borassus flabellifer-linn (Palmyra Palm)
Tumbuh di daerah beriklim kering
Panjang batang 15-20 meter, diameter 1-2 meter
Memiliki serat, kuat dan lentur

Mudah diserang serangga

Banyak digunakan untuk menulis catatan atau surat tapi tidak untuk menulis buku


Corypha umbraculifera linn (talipot palm, fan palm)
Tumbuh di daerah beriklim basah
Panjang batang 20-25 meter, diameter 0.5-1 meter
Daunnya lembut dan berwarna ketika kering dan fleksibel
Banyak digunakan untuk menulis buku.
Waktu tumbuh adalah 40 sampai ratusan tahun.

Corypha taliera-roxb
Tumbuh di pesisir pantai tropis
Panjang batang dapat mencapai 10 meter dan berdiameter 1 meter.
Daun sangat tebal, tidak fleksibel atau lentur
Mudah dimakan serangga

Teknik Pembuatan
Metode Pembuatan daun lontar dan bagaimana cara menuliskannya berbeda pada setiap daerah. Beberapa contoh diantaranya adalah :
a. Teknik Pothi –skilled
b. Teknik Di Indonesia

Faktor-faktor Penyebab Kerusakan
Noda/Bintik
Perubahan Warna
Rusak oleh Serangga
Berjamur
Robek
Belahan
Tulisan memudar

Pelestarian dan Konservasi


Tulis Ulang
Bahan pustaka lontar yang telah disimpan kemungkinan untuk rusak sangatlah besar sehingga di sebagian besar negara yang mempunyai koleksi bahan pustaka lontar menulis kembali apa yang ada di lontar. Sehingga jika lontar itu rusak atau tulisan yang ada di lontar itu tidak terbaca maka tersedia tulis-ulangnya


Pembatasan Pengguna
Regulasi yang biasa dilakukan di perpustakaan di setiap negara yang memiliki koleksi seperti lontar adalah dengan membatasi pengguna yang ingin melihat atau menggunakan bahan pustaka lontar tersebut. Pengguna dibatasi dengan hanya sekedar melihat saja tidak diperkenankan untuk memegang lontar tersebut, kalau pun ada yang ingin meneliti tentang lontar atau informasi yang terdapat dalam lontar tersebut maka harus menggunakan izin khusus yang dikeluarkan oleh lembaga/badan yang berwenang di negara tersebut


Pemeliharaan
# Jika tinta yang digunakan untuk menulis pudar maka dapat diperbaiki dengan menambahkan karet grafit kedalam pena (stylus) dengan alas katun kemudian memindahkannya dengan mengeluarkan kelebihannya pada kain wol.
# Kepudaran tulisan yang menggarut atau menggores bagian epidermis dari kertas tidak dapat diperbaiki.
# Jika daun lontar rapuh dapat diperbaiki kelenturannya kembali setelah disemprotkan dengan minyak kenari.



Tempat Penyimpanan
a. Wadah Kayu
b. Dikemas dalam lembaran kain


TERIMA KASIH......

Sabtu, 22 September 2007

KELOMPOK : MATERIAL FOTOGRAFI


MATERIAL FOTOGRAFI:

(PHOTOGRAPHIC) FILM

Oleh:
Muhamad Prabu Wibowo
Mujaini
Mutri Batulaini

Nurazizah


Pendahuluan dan Cara Pembuatan Film


• Film (fotografi) adalah lembaran plastic (polyester, nitrocellulose,
atau cellulose acetate) yang di lapisi dengan emulsi yang sensitive
terhadap cahaya, seperti garam "silver halide" dan gelatin dengan
ukuran Kristal tertentu (untuk menentukan tinggi rendahnya
sensitivitas, kontras, dan resolusi film).
• Tinggi rendahnya sensitivitas film ditunjukkan dengan ISO/ASA.
Semakin tinggi ISO/ASA, maka semakin sensitif pula film terhadap
cahaya.
• sinar Ketika diekspos terhadap sinar, akan terbentuk gambar (masih tidak
terlihat) yang membutuhkan proses pencucian film untuk membuat
gambar tersebut terlihat. (untuk jenis negatif)
• Pada awalnya menggunakan sekali Pada
awalnya, fotografi tidak film sama sekali. tahun 1885, Eastman Kodak, mulai membuat film berbasiskan kertas. Lalu, pada tahun 1889, mulai digunakan plastic pada film.



Pembuatan film dilakukan di pabrik. Film itu sendiri terbagi menjadi
2 jenis
:

hitam putih dan berwarna: yang juga berpengaruh pada
proses pembuatannya:
• Film hitam putih, pada umumnya, hanya terdapat 1 layar garam
il silver.
• Sedangkan film berwarna, pada umumnya, paling sedikit
menggunakan 3 layar, yang membuat 3 lapisan warna yaitu RGB
(Red Green Blue) Namun produksi film sekarang bisa
Red, Green, Blue). Namun, ini mencapai 12 layar yang mana bisa menyimpan hingga 20 jenis
warna.



Nama-nama perusahaan yang hingga kini
masih memproduksi film, antara lain:
• Agfa Gevaert
• Bergger (European company composed of former Guilleminot employees.)
• Efke
• Maco
• ORWO
• Perutz
• Polaroid
• Foma
• Forte
• Ferrania
• ProClick
• Solaris (Ferrania)
• Svema
• Fujifilm
• Ilford
• Imation (Spin-off company of 3M has since sold the film business to Ferrania)
• Tasma
• Tura

• Kodak
• Konica
• Lucky


Ukuran-ukuran film, antara lain:
•135 (dikenal popular sebagai "35 mm")
•APS (Advanced Photo System)
•110
•126
•127
•120/220 (digunakan pada format medium fotografi)
•Sheet film (digunakan pada format besar fotografi)
•Disc film Digunakan pada kamera yang menggunakan sistem "disc".

•Motion picture films: 8 mm, 16 mm, 35 mm and 70 mm
Jenisjenis media yang menggunakan media film antara lain: film (fotografi dan video), slide, microfilm, dll. Sebenarnya, masih banyak lagi formatnya, antara lain: (dari Wikipedia
(+20)): Chronophotographe Paperfilm Theatre Optiq e dll Chronophotographe, Paperfilm, Optique, dll.


SEJARAH FILM

Tahun 1000.
• Hazen, seorang pelajar berkebangsaan Arab, menulis bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya
yang melewati sebuah lubang kecil.


Sekitar 400 tahun kemudian.
• Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai fenomena yang sama. Seandainya tulisan da Vinci
di blik ik ki i di b i dipublikasi, kemungkinan ia dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera.


Tahun 1558.
• Battista Delta Porta, dianggap sebagai penemu prinsip
kerja kamera melalui buku tentang Camera Obscura yang
dipublikasikannya. Kemungkinan karyanya tersebut
didasari pada penemuan-penemuan da Vinci.

Awal abad 17

• Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila
serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan
berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu, dengan
komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam
gambar-gambar yang tak bertahan lama. Masalah yang
belum bisa diatasinya ialah menghentikan proses kimia,
setelah gambar-gambar terekam agar permanen.


Tahun 1727
• Johann Heinrich Schuize, profesor farmasi dari Universitas di
Jerman, juga menemukan hal yang sama pada percobaan yang
tak berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan bahwa
komponen perak nitrat menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas.

Sekitar tahun 1800
• Thomas Wedgwood, seorang Inggris, bereksperimen untuk
merekam gambar positif dari citra yang telah melalui lensa pada
camera obscura (sekarang ini disebut kamera) tapi hasilnya
sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi
sebagaimana juga Schuize, membuat gambar-gambar negatif
(sekarang ini dikenal fotogram), pada kulit atau kertas putih
yang telah disaputi komponen perak dan menggunakan cahaya
matahari sebagai penyinaran.

Tahun 1824.
• Setelah melalui berbagai proses penyempurnaan oleh berbagai orang
dengan berbagai jenis pekerjaan dari berbagai negara. Akhirnya pria
Perancis bernama Joseph Nieephore Niepee, seorang lithograf
berhasil membuat gambar permanen pertama yang dapat disebut
FOTO (tak menggunakan kamera), melalui proses yang disebutnya
Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograf) dengan menggunakan
sejenis aspal (yang disebutnya Bitumen of judea) sebagai bahan kimia
dasarnya. Kemudian dicobanya menggunakan kamera (NB: ada
sumber yang menyebutkan Niepee sebagai orang pertama yang
menggunakan lensa pada camera obscura. Pada masa itu lazimnya
camera kecil) juga bahan kimia lainnya tapi
obscura hanya berlubang kecil), lainnya, hasilnya tidak memuaskan.

Agustus 1827.
• Setelah saling menyurati beberapa waktu sebelumnya,
Niepee berjumpa dengan Louis Daguerre, pria Perancis
dengan beragam ketetrampilan tapi dikenal sebagai
pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk
menghasilkan foto melalui penggunaan kamera.

Tahun 1829
• Niepee secara resmi bekerja sama dengan Daguerre, tapi
Niepee meninggal dunia pada tahun 1833.

7 Januari 1839.
• Dengan bantuan seorang ilmuwan untuk memaparkan secara ilmiah,
Daguerre mengumumkan hasil penelitian. Penelitiannya selama ini kepada
Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang berupa foto-foto
yang permanen itu disebut DAGUERRETYPE, yang tak dapat diperbanyak /
reprint /repro Saat itu Daguerre telah memiliki foto studio repro. komersil dan
Daguerretype tertua yang masih ada hingga kini diciptakannya tahun 1837.

25 Januari 1839
• William Talbot Inggris Henry Fox Talbot, seorang ilmuwan Inggris, memaparkan hasil
penemuannya (tepatnya tahun 1834) berupa proses fotografi moderen
kepada Institut Kerajaan Inggris. Berbeda dengan Daguerre, ia menemukan
sistem negatif-positif (bahan dasar : perak nitrat, diatas kertas). Walau telah
menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana seperti apa yang sekarang,
kita istilahkan : Contactprint (print yang dibuat tanpa pembesaran /pengecilan) dan dapat diperbanyak.


Juni 1840

• Talbot memperkenalkan Calotype, perbaikan dari sistem sebelumnya, juga
menghasilkan negatif diatas kertas.

Oktober 1847
• Abel Niepee de St Victor, keponakan Niepee, memperkenalkan pengunaan
kaca sebagai base negatif menggantikan kerta.

Januari 1850
• Seorang ahli kimia Inggris, Robert Bingham, memperkenalkan penggunaan
Collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup populer denga sebutan
WET-PLATE Fotografi.
Setelah berbagai perkembangan dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulai
dikenal.

Juni 1888
• George Eastman, seorang Amerika, menciptakan revolusi fotografi
dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru dengan
merek KODAK berupa sebuah kamera box kecil dan ringan, yang telah
berisi roll film (dengan bahan kimia Perak Bromida) untuk 100
exposure. Bila seluruh film digunakan, kamera berisi film) dikirim ke
perusahaan Eastman untuk diproses. Setelah itu kamera dikirimkan
kembali dan telah berisi roll film yang baru. Berbeda denga kamera
masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru tersebut
memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa.
Hingga kini
• Perkembangan fotografi terus mengalami perkembangan dan
berevolusi menjadi film-film digital yang mutakhir tanpa
menggunakan roll film. Itulah perkembangan dunia fotografi hingga
masuk era digital.

Kelebihan (Photographic) Film
• Kelebihan Materi slide fotografi
• Materi fotografi yang paling brilian dan realistis merupakan adalah bentuk informasi realistis.
Slide foto yang ditampilkan melalui proyektor akan menambah kedalaman informasi
daripada gambar di atas kertas.
• Materi slide foto, selai bisa dilihat secara indivisual, juga bisa disaksikan oleh orang
banyak meleui proyektor di layar yang besar. Ini memungkinkan orang untuk melihat
gambar dalam satu waktu yang sama, yang tidak mungkin didapatkan dari gambar
tercetak di sebuah buku.
• Jika informasi yang ditampilkan tidak membutuhkan gambar gerak, Slide fotografi jauh
lebih murah dibandingkan gambar bergerak
• Slide fotografi disaksikan lama dapat sesuai dengan keinginan: atau sebentar.
Sedangkan pada gambar gerak, kita harus mengikuti alurnya.
• Gambar dapat memberi inspirasi dan stimulus pada yang melihatnya. Jika seorang
pustakawan atau presentator membawakan sebuah gambar dengan menarik dan penuh
makna. Maka itu akan membuat orang tertarik mendalamninya. Munkgin akan
dilanjutkan mencari informasi lebih dengan membaca bukunya dengan bukunya.

Faktor Kerusakan (Internal dan Eksternal)
Faktor Internal
• Bahan fotografi memiliki struktur yang kompleks sehingga rentan
terhadap banyak kerusakan, seperti plastik yang mudah sekali kusut,
kertas yang mudah rapuh, dan juga lapisan gambar yang mudah
tergores atau terkena noda.
• Proses yang cukup dari bahan fotografi biasanya disebabkan
tidak oleh deteriorate. Campuran residu (thiosulphate) akan dihasilkan
selama proses pencucian dan selanjutnya akan bereaksi dengan silver
didalam gambar untuk membentuk silver sulphide, yang akan
menodai gambar.
• Bahan fotografi juga biasanya sensitif dengan adanya sulphur.
• Deterioration/ keburukan dapat disebabkan karena aksi dari
atmospheric pollutants (limbah athmosperic) dalam bahan fotografi.

Faktor eksternal
• Temperatur yang tinggi dan tingkat kelembaban
• Perubahan temperatur yang cepat dapat membahayakan bahan fotografi.
Yang akan menyebabkan memuainya bahan( jika temperatur naik) dan
penyusutan ( jika temperatur diturunkan). Hal yang sangat penting untuk
dilakukan adalah menjaga agar temperatur selalu stabil .
Kelembaban yang sangat tinggi juga sangat membahayakan koleksi Dalam koleksi. kondisi kelembaban yang tinggi dua lapisan foto mungkin dapat memuai dan menyebabkan foto
atau gambar menjadi keriting. Tingkat kelembaban relatif harus dijaga yaitu
47 per cent ± 2 per cent, dan temperatur sekitar 20 ° C ± 2 °.
• Cahaya
Kerusakan yang terjadi pada bahan fotografi biasanya terjadi karena terkena
sinar matahari langsung atau terkena pijaran lampu dan sinar ultraviolet.
Semua objek yang terkena sinar matahari langsug akan terancam dan khusus
untuk bahan fotografi sangat sensitif tehadap cahaya, sehingga mudah rusak,
oleh reaksi dari cahaya.

• Biological Agents, seperti jamur / cendawan, serangga Jamur dan fungi berkembang dimanapun jika kondisi yang ada memungkinkan Jamur akan melemahkan kertas dan menodai kertas memungkinkan.

• kertas

Mereka dapat menghapus gambar dalam kertas atau bahan foto jika
tidak dicegah. Untuk mengendalikan perkembangan jamur maka suhu
dan tingkat kelembaban harus dijaga agar tetap stabil agar
mengecilkan perkembangan jamur, dan juga menjaga agar bahan
tidak kotor, berdebu dan sebagainya. Sedangkan serangga dapat
dikontrol dengan tetap menjaga agar ruang penyimpanan selalu
bersih. Selain itu dapat juga dilakukan fumigasi.
• Manusia
kerusakan karena manusia bisa terjadi dengan pencurian terhadap bahan
fotografi, tetapi Penangan yang kurang merupakan penyebab utama
kerusakan bahan fotografi.

• Materi fotografi harus disimpan dalam kondisi lingkungan
yang sesuai Kelembaban relatif adalah hal yang amat
sesuai. penting dalam sistem penyimpanan bahan fotografi. level
kelembaban di atas 60 % akan menyebebkan kerusakan
yang lebih parah. Sedangkan kelembaban yang terlalu
rendah juga akan menyebabkan kerusakan. Suhu yang
tepat di dalam ruangan ber-AC dan ruangan yang memiliki
kloset di dalamnya adalah sekitar 680F dan 30-40%
Kelembaban relatif relatif.
• Sedangkan suhu adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kestabilan warna foto yang asli. Suhu
penyimpanan yang dianjurkan di F adalah bawah 400 F.


Terima Kasih.........

KELOMPOK : PERKAMEN

KERTAS PERKAMEN


Oleh:
Kania Aranda 0704130253
Karlina M. Sari 0704130261
Kartika Indriyani 070413027X
K. Widya Paramita 0704230245
Mirza I. Aziz 070413030X


PENDAHULUAN
Perkamen atau dalam bahasa Inggris disebut “Parchment” adalah bahan tipis yang dibuat dari kulit binatang seperti kulit domba, kulit kambing, kulit sapi. Perkamen biasanya digunakan untuk halaman buku, codex, atau manuskrip. Perkamen sangat berbeda dengan bahan leather/kulit karena tidak dihilangkan asam tannic-nya, tapi di lebarkan dan dikeringkan untuk menciptakan suatu bahan kulit binatang yang kaku, putih, kekuning-kuningan atau transparan. Perkamen telah digunakan semenjak 200 tahun SM.


SEJARAH PERKAMEN

  • Pada 200 tahun sebelum masehi, perpustakaan dibangun di Pergamum, sebuah kawasan di Asia kecil, oleh Raja Eumenes II. Pliny menuliskan ini pada “Natural History” di buku ke 13, paragraph 21

  • Pada saat, Raja Ptolemy dan Raja Eumenes berkuasa, mereka bersaing akan keberadaan perpustakaan mereka. Ptolemy menghentikan eksport papyrus, dan setelah ditemukannya perkamen di Pergamum maka Ptolemy mulai menggunakannya karena harganya lebih murah. (Reeds, 1975: 7)

  • Pentingnya penemuan perkamen di Pergamum adalah kepraktisannya dalam proses perendaman dan pengeringannya lalu kemudian diregangkan, membuatnya lebih halus dan berwarna pucat. (Reed, 1975: 43)

  • Pada tahun 1909, dua dokumen perkamen ditemukan di Avroman, Kurdistan, yang diperkirakan dokumen tersebut diterbitkan pada tahun 88 SM dan 22 SM. Serta pada tahun 1923, pada penelitian di situs berstruktur zaman Roma di Dura, ditemukan dokumen perkamen lainnnya yang diperkirakan terbit pada tahun 189-195 SM. Karena hal ini, maka beberapa kebijakan percaya bahwa perkamen telah digunakan sebelum Perpustakaan Pergamum berdiri (Kenyon, 1932: 89).

  • Pada 100 tahun SM akhir, perkamen mulai banyak dikenal orang dikarenakan kemudahannya untuk digunakan sebagai tag dan label (Reed, 1975: 47). Selain itu, kelebihan perkamen dari papyrus adalah kefleksibelannya dibandingkan papyrus, yakni pada kedua sisinya dapat ditulis. Selain itu juga penulisan lebih mudah dilakukan dan dapat dibaca dengan jelas serta apabila ingin dilakukan pengoreksian tulisan pun juga dapat dilakukan dengan lebih mudah (Reed, 1972: 5). Maka pada abad ke 3, perkamen dijadikan sebagai media tulisan pilihan untuk semua tulisan (Reed, 1975: 33).

JENIS-JENIS PERKAMEN
Perkamen dibedakan jenisnya dari bahannya.
>>Perkamen Uterine
Dari masa pertengahan, beberapa perkamen dibuat dari kulit binatang yang belum lahir. Kulit dalam rahim binatang merupakan bahan kulit yang halus dengan jaringan dermal yang kokoh sehingga menjadi bahan kulit yang tipis dan kuat.
>>Perkamen Goldbeater
Perkamen jenis ini dibuat dari kulit sapi. Jenis perkemen ini diproses dan dibentuk sama seperti pembiatan perkamen biasa. Jenis bahan Perkamen Goldbeater ini tipis, kuat, dan dapat di lebarkan tanpa menyebabkan kerusakan.
>>Perkamen Transparan
Perkamen transparan digunakan untuk mengiluminasikan manuskrip agar menjadikannya lebih dekoratif. Perkamen transparan juga dapat digunakan untuk kaca pembesar, dan juga sebagai kaca jendela apabila bahan kaca tidak tersedia.


PROSES PEMBUATAN PERKAMEN



  1. Pemilihan Kulit

  2. Mencuci kulit

  3. Perendaman

  4. Menghilangkan Bulu

  5. Merendam dan Mencuci Kembali

  6. Peregangan

  7. Pengeringan

KELEBIHAN & KEKURANGAN PERKAMEN


#Perkamen tidak mengandung asam yang tinggi, sehingga tidak mudah berubah warna.
#Fleksibel, karena dapat digunakan di kedua sisinya
#Mudah dibaca dan dikoreksi kembali
#Proses waktu pembuatan keseluruhan perkamen lebih lama.



  • FAKTOR INTERNAL & EKSTERNAL
    Durabilitas: Perkamen memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan uap yang sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan perkamen mudah rusak apabila kelembaban tidak sesuai. Apabila kelembaban udara sekitarnya tinggi, maka perkamen tidak akan bertahan lama (basah). Sedangkan apabila kelembaban udara disekitarnya rendah, perkamen akan menjadi kering dan mudah rusak sehingga tinta atau cat yang berada di permukaan perkamen akan mengelupas.

  • Cahaya: perkamen akan mengalami kekeringan sehingga mudah hancur.

  • Panas: apabila perkamen terlalu sering terkena panas, maka akan berkerut-kerut.

  • Serangga: serangga cenderung mengkonsumsi perkamen dengan menggigiti pinggiran perkamen sehingga meninggalkan kerusakan yang terlihat jelas.

TERIMA KASIH......








KELOMPOK : MEDIA SEBELUM KERTAS


MEDIA SEBELUM KERTAS


Oleh :
Defi Anty, 0704130121
Desi Ariyani, 070413013X
Dewi Sulastri, 0704130156
Dina Arenawati, 0704130172


PENGERTIAN LEATHER

Leather adalah bahan yang dibuat melalui proses penyamakan dari isi dalam dan kulit binatang, terutama hewan ternak. Proses penyamakan termasuk pembusukan dari kulit hewan sampai kering dan awet, tahan lama dan bahan alami yang serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan.


SEJARAH LEATHER


  • Leather merupakan peradaban tertua yang dikenal manusia. Saat itu kulit didapat dari perburuan dan pemeliharaan hewan yang kemudian digunakan untuk membuat pakaian dan tenda, dikeraskan dengan temperature rendah dan dibusukkan dengan pemanasan.

  • Sumber tentang kulit pertama kali berasal dari periode Paleolitic (zaman batu tua), digunakan sebagai pakaian (penghangat) saat musim dingin.

  • Leather digunakan untuk tujuan menulis kira-kira pada 2500 BC, tetapi hanya pada satu sisi permukannya saja, tidak pada keduanya (parchment), yaitu pada peradaban lembah Indus (sekarang Pakistan), mereka menulis tidak pada papyrus ataupun tanah liat melainkan di kayu atau kulit

  • Kulit telah digunakan sebagai bahan untuk menulis selama sekurangnya 4000 tahun, seperti pada potongan dari gulungan kulit yang diperkirakan berasal dari dinasti ke-6 (2300 B.C.E) sebagai referensi nyata bahwa leather sebagai materi tulis dari beberapa abad terdahulu.

  • Gulungan kulit yang sangat penting berasal dari zaman Rameses II, dan satu yang tidak dapat diperkirakan dengan tepat tetapi kira-kira berasal dari beberapa abad sebelum era Hyskos.

  • Kulit tidak fleksibel, tidak dapat digunakan dengan baik apabila dengan tinta, terdapat rambut dan akar bila dibandingkan dengan parchment yang lebih lembut.

  • Selama abad pertengahan (Middle Ages) kulit digunakan untuk berbagai macam tujuan seperti sandal, tas, kursi, pelana, jilid buku Book Binding).

KULIT TRADISIONAL



  • Goat Leather

  • Calf leather

  • Sheep Leather

  • Pig skin

GOAT LEATHER



  • Berasal dari kulit kambing

  • Aslinya disamak dengan sumach, kemudian dikombinasikan antara chrome dan vegetable tanning.

  • Disebut Morocco, terdiri dari:
    Niger
    Cape Levant

CALF LEATHER



  • Disamak dengan oak bark dan sumach, lebih awet dan tidak tipis.

  • Terdapat jenis Second-quality-skin:
    berwarna hijau, biru, merah yang bercahaya dan ada efek bayangan coklat muda.
    Fair: light in colour
    Rough: permukaannya lunak

SHEEP LEATHER



  • Roan : abad 19 banyak digunakan karena lebih tahan lama.

  • Skiver (split skin)

  • Basil

PIG SKIN



  • Alum-tawed white pig.
    Digunakan abad 16-17.
    Kekurangannya:

  • Sulit untuk diolah dan mudah rapuh bila digunting.

  • Resisten terhadap asam

TIPE LEATHER (MODERN)



  • Full Grain, terbuat dari bahan mentah terbaik yang belum dilapisi pasir, hanya bulu hewan yang dihilangkan. Menghasilkan serat terbaik yang kuat dan tahan lama. Dapat dibeli dengan dua tipe: aniline dan semi aniline.

  • Corrected Grain, lebih dikenal dengan nama Top-Grain yang kasar di bagian atas namun sangat lembut di bagian dalam. Dapat dibeli dengan dua tipe: semi-aniline dan pigmented.

  • Suede, adalah jenis leather yang telah dikeringkan seluruhnya, nama lain dari suede adalah Latigo. Jenis kulit yang paling dikenal.


Jenis lain Leather:



  1. Buckskin

  2. Patent Leather

  3. Shagreen

  4. Vachetta skin

  5. Slink

  6. Deer Skin

  7. Nubuck

  8. Belting Leather

  9. Nappa Leather

  10. dll.

CARA PEMBUATAN



  • Mula-mula kulit direndam dalam air kapur.

  • Kemudian bulu binatangnya digosok hingga bersih.

  • Lalu dimasukkan ke dalam perendaman dengan kulit pohon yang disebut “oak”. oak yang dihasilkan dari kulit pohon tersebut berupa bahan kimia.

  • Bahan kimia tersebut akan masuk ke dalam pori-pori kulit dan bercampur dengan protein menjadi molekul-molekul yang kuat sehingga menjadi “leather”.

  • Perubahan kulit menjadi “leather” meningkatkan mutunya seperti lebih tahan air, awet dipakai dan lebih lentur.

ZAT PENYAMAK



  • Zat penyamak bisa berupa

  • penyamak nabati (vegetable tanning) seperti kulit kayu memberikan warna coklat muda atau kemerahan, bersifat agak kaku tetapi empuk, kurang tahan terhadap panas.

  • sintetis (mechanical tanning),

  • mineral seperti garam chromium (Chromium sulphate)
    menghasilkan kulit yang lebih lemas, lebih tahan terhadap panas dan

  • penyamak minyak.

KELEBIHAN



  • Mempunyai daya tahan yang lama dan dapat bertahan. hingga ratusan tahun.

  • Bahannya kenyal dan kuat.

  • Dapat diberi warna.

  • Dapat dibentuk sesuai dengan keinginan pengguna.

KEKURANGAN



  • Bahannya sulit didapat.

  • Permukaannya kasar dan berlubang-lubang

FAKTOR PERUSAK LEATHER


Faktor Internal:



  • faktor Kimia

Faktor Eksternal:



  • Faktor Biologi

  • Serangga

  • Ngengat pakaian

  • Kumbang kulit

  • Faktor Fisika

  • Suhu dan Kelembaban

  • Cahaya

  • Debu

  • Faktor Lain

  • Manusia

  • Bencana Alam

AKIBAT KERUSAKAN



  • Moisture dan Humidity
    Kondisi yang terlalu kering akan menyebabkan permukaan menjadi kasar (horny) dan mudah rapuh (brittle).

  • Jamur akan mudah berkembang pada kelembaban diatas 70% antara 18-25 derajat Celcius, menyebabkan warna menjadi pudar.

  • Menyebabkan pelapukan karena bakteri dan serangga.

  • Penyerapan bahan kimia berbahay mengakibatkan warna menjadi pudar, ber-powder (sesek), dan mudah lepas disebut red rot

PENANGANAN



  1. Ditempatkan di ruangan yang cukup kering.

  2. Ventilasi udara cukup.

  3. Fumigasi secara periodik untuk menghindari serangga dan jamur.

  4. Pemberian leather-dressing agar lebih fleksibel (luwes).

  5. Penggunaan campuran (emulsi) harus hemat, seperti lanolin 200 gms, cedarwood oil 30 c.c (setelah 2 hari harus dibersihkan karena mudah terbakar).

  6. Hindari dari api dan asap rokok.

LEATHER NOW



  • PETA

  • LEATHER IN FASHION

  • LEATHER IN DAILY LIFE





KELOMPOK : MEDIA KERTAS


MEDIA KERTAS

Oleh:
Puji Astuti (0704130369)
Qoryllah Fitri Pertiwi (0704130377)
Rohman Nur Ikhsan (0704130415)
Ruth Novita P. (0704130407)


A. Pengertian Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.

B. Sejarah Kertas
Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis. Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada masa Wangsa Firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal. Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol yang berarti kertas.
Dalam sejarah perkembangan media kertas, peradaban China menyumbangkan inovasi kertas baru bagi dunia. Kertas ditemukan pertama kali oleh Tsai Lun pada tahun 105 M. Tsai Lun adalah seorang pegawai negeri di Cina Ho Ti. Ketika di belahan dunia lain masih memakai papirus, kulit binatang atau daun lontar untuk menulis, Cina sudah memproduksi kertas, meskipun dengan cara yang sangat sederhana. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga dizaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Baghdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.
C. Jenis Kertas
Terdapat beberapa jenis kertas. Jenis kertas tersebut antara lain :
1. Kertas Cina
Kertas ini berasal dari Cina yang ditemukan oleh Tsai Lun yang menjadi cikal bakal pembuatan kertas. Kertas ini dibuat dari bamboo yang pada saat itu sangat mudah ditemukan.

2. Kertas Washi
Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain. Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong.

3. Kertas Mashi
Mashi adalah jenis kertas yang dibuat dengan cara pembuatan kertas yang paling tua. Bahan baku dari serat pohon Cannabis sativa L. (hemp) dan Boehmeria nivea (sejenis rami) serta jala usang yang tidak bisa lagi dipakai menangkap ikan dan kain bekas dari serat rami. Kain bekas dari rami mempunyai serat yang kuat sehingga harus dipotong-potong kecil dulu sebelum direbus atau digiling dengan penggilingan batu.
Permukaan kertas masih kasar sehingga harus dipukul-pukul dengan palu kayu di atas alas yang disebut Kamikinuta sebelum digosok dengan batu, sejenis kerang atau gigi taring binatang agar menjadi permukaan kertas yang halus dan licin. Tahap selanjutnya berupa penambalan pori-pori kertas dengan lapisan tepung mineral berwarna putih yang dibuat dari gips, batu kapur, dan kaolin. Kertas dilapisi sekali lagi dengan tepung kanji agar tinta yang dituliskan tidak merembes (belobor). Kertas Mashi sulit ditulisi sehingga bahan baku diganti dengan serat yang sama kuat tapi mudah ditulisi. Pada perkembangan selanjutnya tercipta kertas Kokushi yang bahan bakunya dari pohon Murbei Kertas (kōzo atau kaji).

4. Kertas Kokushi
Kokushi adalah sebutan untuk kertas dengan bahan baku pohon Murbei Kertas (Broussonetia kazinoki atau Koku). Bahan baku berasal dari serat kulit dari dahan pohon yang masih muda. Kulit dahan pohon harus direbus dulu sebelum dapat dibuat kertas. Permukaan kertas halus agak sedikit kasar tapi serat kertas panjang-panjang sehingga tahan lama. Kokushi banyak digunakan dalam kantor pemerintah untuk dokumen resmi dan pekerjaan penyalinan dokumen. Kertas jenis ini dapat digunakan begitu saja sebagai bahan bangunan tanpa perlu diberi warna lebih dulu.

5. Kertas Hishi (Ganpishi)
Hishi atau Ganpishi adalah sebutan untuk jenis kertas dengan bahan baku tanaman perdu Diplomorpha sikokiana (Ganpi) atau Edgeworthia chrysantha (Mitsumata). Serat kertas pendek-pendek dan permukaan kertas yang halus bercahaya sehingga dikenal sebagai kertas Torinoko.

6. Kertas Danshi (Michinokugami)
Bahan baku utama adalah kulit dahan yang masih muda dari pohon suku Celastraceae (Nishiki). Ciri khas kertas jenis ini berwarna putih dan tebal.

7. Kertas Karakami
Kertas Karakami adalah kertas Ganpi atau kertas Torinoko yang dilapis dengan bubuk kulit kerang bercampur gelatin dan dibuat motif seperti segi enam dan gaya arabesque dengan menggunakan cetakan blok kayu dan bubuk Mika. Penggunaan pintu dorong (shōji) sebagai pembatas ruangan menjadi populer di zaman Muromachi sehingga kertas Karakami mulai dikenal orang sebagai kertas Fusuma (pintu dorong).

8. Kertas Daluang
Daluang adalah kertas yang terbuat dari kulit kayu Saeh (nama pohonnya, paper Mulberry), dan dibuat secara tradisional oleh masyarakat Indonesia. Kertas tradisional ini rupanya dapat digunakan sebagai medium pengganti kertas yang umumnya digunakan oleh perupa.

D. Ukuran Kertas
Ukuran kertas secara Internasional terdapat seri A, B, dan C. Ukuran R dan F muncul sesuai permintaan pasar.Berikut ukuran-ukuran dari setiap seri dalam milimeter :
1. Seri A
Seri A biasa digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran serta penerbitan. Dasar ukuran adalah A0 yang luasnya setara dengan satu meter persegi. Setiap angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya. Jadi A1 adalah setengah dari A0 dan demikian seterusnya. ukuran yang paling banyak digunakan adalah A4.
2. Seri B
besarnya kira-kira di tengah antara 2 ukuran seri A, biasa digunakan untuk poster dan lukisan dinding
3. Seri C biasa digunakan untuk map, kartu post dan amplop
4. Seri R biasa digunakan untuk kertas jenis Foto untuk mencetak foto
5. Seri F biasa digunakan untuk perkantoran dan fotocopy, biasa disebut kertas HVS
F4 = 215 x 330
6. Seri kertas lain
Ada beberapa ukuran lain yang terkadang memakai nama Inggris, diantaranya Letter, Legal, Kwarto (sedikit lebih kecil dari A4), A4+, A3+

E. Cara Pembuatan Kertas
Di tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan proses untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak, dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier. Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809 telah menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis. Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama kalinya digunakan dalam pengeringan dan pada tahun 1927 Amerika Serikat mulai menggunakan mesin Fourdrinier.
Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin berkurang. Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu)melalui berbagai proses pembuatannya ( mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas.
Proses pembuatan pulp diantaranya dilakukan dengan proses mekanis, kimia, dan semikimia. Prinsip pembuatan pulp secara mekanis yakni dengan pengikisan dengan menggunakan alat seperti gerinda. Proses mekanis yang biasa dikenal diantaranya PGW (Pine Groundwood), SGW (Semi Groundwood). Proses semi kimia merupakan kombinasi antara mekanis dan kimia. Yang termasuk ke dalam proses ini diantaranya CTMP (Chemi Thermo Mechanical Pulping) dengan memanfaatkan suhu untuk mendegradasi lignin sehingga diperoleh pulp yang memiliki rendemen yang lebih rendah dengan kualitas yang lebih baik daripada pulp dengan proses mekanis. Proses pembuatan pulp dengan proses kimia dikenal dengan sebutan proses kraft. Disebut kraft karena pulp yang dihasilkan dari proses ini memiliki kekuatan lebih tinggi daripada proses mekanis dan semikimia, akan tetapi rendemen yang dihasilkan lebih kecil diantara keduanya karena komponen yang terdegradasi lebih banyak (lignin, ekstraktif, dan mineral).

F. Faktor Penyebab dan Akibat dari Kerusakan Kertas
Terdapat tiga faktor penyebab kerusakan kertas, yaitu :
1. Faktor Biologis
Kerusakan yang disebabkan oleh faktor biologi banyak menimpa di daerah tropis. Yang termasuk kategori biologis antara lain jamur dan serangga. Masalah jamur ini perlu mendapat perhatian yang besar. Bakteri penyebab tumbuhnya jamur ini begitu kecilnya, sehingga sangatlah sulit untuk dapat dilihat dengan mata biasa. Jamur ini dapat membusukkan selulos dan kertas. Biasanya kertas berubah menjadi kuning, coklat datu bintik-bintik hitam. Disamping membusukkan selulos, jamur juga merusakkan perekat serta melengketkan antara satu kertas dengan kertas lainnya. Jamur tumbuh terutama disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti kelembaban, temperatur dan cahaya. Faktor kelembaban dan temperature adalah yang paling berpengaruh.
Faktor lain yang memungkinkan untuk tumbuhnya jamur adalah ruang penyimpanan kertas yang terlalu gelap dan kelembaban di atas 0% RH (relative humidity). Disamping itu, jamur juga menyebabkan timbulnya "foxing" yaitu bintik-bintik coklat pada kertas. Hal ini banyak terjadi pada kertas-kertas tua. Bintik-bintik tersebut sebagai akibat dari reaksi kimia antara campuran besi yang terkandung di dalam kertas dan asam organik yang dikeluarkan oleh jamur.
Serangga berbahaya bagi kertas dan merupakan masalah yang pelik di negara tropis. Serangga sering ditemukan di berbagai tempat di dalam tempat penyimpanan yang gelap. Mereka biasanya membuat sarang di antara lembar-lembar kertas, rak, almari, laci penyimpanan dan sebagainya. Lem atau perekat dari tepung kanji merupakan makan yang sangat disukai serangga. Sehingga tidak mengherankan jika jilidan kertas mendapat prioritas utama untuk dimakan atau dirusak. Selain itu serangga juga merusak kertas, foto, label dan sebagainya. Beberapa jenis serangga yang menyerang kertas antara lain rayap, ngengat (silferfish), kutu buku (bookworm), dan psocids (semacam kutu buku).

2. Kerusakan Fisik
Kerusakan fisik disebabkan oleh faktor cahaya, panas dan air. Ketiganya merupakan penyebab perubahan photochemical, hydrolytic atau oxidatic di dalam kertas. Penyebab utama dari kehancuran kertas oleh faktor cahaya adalah sinar ultraviolet. Ultraviolet dapat merusakkan selulos kertas dan bahan-bahan lain tekstil, lukisan, dan sebagainya. Disamping akibat ultraviolet, juga akibat dari radiant energy (kekuatan radian). Kekuatan radian adalah kekuatan dari gerak gelombang sinar yang mengenai suatu objek. Beberapa atau sebagian dari kekuatan radian ini diserap oleh objek yang bersangkutan. Bila mengenai kertas, molekul-molekul pada kertas akan mengembang atau mengurai dan akan mengalami reaksi kimia. Banyak kertas luntur warnanya dan menjadi lemah atau getas jika terkena sinar. Semua sinar, baik sinar matahari maupun yang buatan mengandung unsur sinar ultraviolet. Kondisi fisik kertas akan terpengaruh oleh derajat panas dan kadar kelembaban di dalam ruang penyimpanan. Derajat panas yang tinggi akan menyebabkan kertas menjadi kering, getas dan mudah rapuh. Sedangkan uap air menyebabkan kertas-kertas menjadi lembab atau basah dan mendorong untuk tumbuhnya jamur.

3. Kerusakan Kimia
Zat-zat kimia yang terdapat dalam udara ruang penyimpanan menyebabkan kerusakan kertas misalnya gas asidik, pencemaran atmosfir, debu dan tinta. Gas asidik dan pencemaran udara sangat cepat merusak kertas. Gas asidik secara perlahan-lahan akan menyerang selulos, dan berakibat kertas menjadi luntur dan getas. Kerusakan akan menjadi lebih hebat lagi jika panas dan uap air yang terkandung di dalam atmosfir melampaui batas yang sebenarnya.
Pencemaran atmosfir adalah salah satu sebab utama merosotnya derajat kimia yang terkandung di dalam kertas. Pencemaran karena adanya nitorogen, sulfur acid penyebab kerusakan terbesar dari pada kertas. Berkas-berkas zat besi dan tembaga yang ada pada kertas atau kulit merupakan katalistor yang sempurna dalam mengubah sulfur dioksid menjadi asam belerang. Asam belerang inilah yang mempunyai daya perusak yang sangat besar terhadap kertas.
Pencemaran udara oleh asam belerang banyak terjadi di daerah-daerah industri. Faktor kerusakan kertas inilah yang disebabkan oleh asam. Adanya asam ini biasanya sejak kertas itu sendiri dibuat. Dengan kata lain bahwa kerusakan kertas disebabkan karena kertas itu sendiri. Kertas yang baik adalah kertas yang bebas asam atau yang ber HP 7. Ukuran HP ini adalah dari satu sampai dengan 14. Kurang dari 7 berarti mengandung asam dan lebih dari 7 berarti alkalin. Alat-alat yang sering dipergunakan untuk mengukur HP ini adalah PH meter. Arsip-arsip sebelum abad ke-19 biasanya menggunakan kertas dengan rata-rata PH 6,9 sedang setelah abad ke-19 dengan rata-rata PH 5,4. Semakin rendah PH nya berarti semakin banyak asamnya dan dengan sendirinya kertas tersebut akan lebih cepat rusak.

TERIMA KASIH......

Kelompok 4 : Kertas Daluang

KERTAS DALUANG (KERTAS JAWA)

OLEH:
Dwi Sari Rachmawati
Eka Jumarlita
Indira Nadya Paramitha
Harianto


SEJARAH DALUANG

Kertas ini sudah lama ditemukan oleh arkeologi dan ahli sejarah sastra kuno.
Awal kertas Daluang ini dikenal berfungsi sebagai alat Bantu kehidupan sehari-hari, pakaian misalnya. Pada abad ke 3 SM ditemukan sebuah “paneupuk” dari batu (penumbuk kulit kayu) di Desa Cariu, Kabupaten Bogor. Masyarakat jaman itu menamakannya “tapa”, yaitu hasil olahan kulit kayu yang ditumbuk untuk kebutuhan sehari-hari masayarakat di sana. Kertas ini sudah menjadi bagian dari tradisi tulis menulis di nusantara sejak 300 SM.

Dalam buku Literatur of Java muncul nama Daluang pada jaman kebudayaan Hindu di Nusantara. Kertas Daluang ini saat itu digunakan untuk menuliskan cerita wayang beber dalam bentuk gambar-gambar, serta juga digunakan sebagai pakaian pelengkap para Pandita Hindu.

Broussonetia papyryfera Vent merupakan nama latin dari Daluang.
Daluang terbuat dari kulit kayu Saeh (nama pohonnya, paper Mulberry), dan dibuat secara tradisional oleh masyarakat Nusantara.

Kertas daluang sudah menjadi bagian dari tradisi tulis menulis di Nusantara sejak 300 SM.
Kertas daluang disebut juga kertas Jawa ditemukan juga di Jepang dan Thailand
Artefak daluang tertua di Indonesia dari abad ke 3 SM di temukan di Cariu, Bogor.
Di zaman kolonial Belanda ketika mulai masuk kertas Eropa, tradisi membuat daluang surut. Politik tanam paksa membuat penanaman pohon saeh pun terabaikan. Teknologi daluang berakhir tahun 1950

Latar Belakang alasan pembuatan

Awalnya digunakan sebagai medium pengganti kertas yang umumnya lebih sering digunakan oleh perupa. Selain nilai kearifan lokal dari kertas Daluang ini, persoalan tekstur dan estetika yang mucul pada karya juga memiliki keunikan dan nilai tersendiri.

Kertas Daluang telah berumur ratusan tahun, hal ini terbukti dari fakta kesejarahannya setelah ditemukan beberapa naskah kuno dan perkamen kebudayaan kuno Indonesia di museum-museum di tanah air. Konon, mereka yang menggunakan serat kayu ini menjadi kertas untuk menuliskan tradisi tulis atau mantera-mantera adalah orang-orang suci.

CARA PEMBUATAN

>Kulit Saeh yang menjadi bahan baku dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan.
>Kemudian kulit pohon itu dibasahi lalu ditumbuk dengan cara diayunkan hingga jatuh menggunakan alat yang disebut Paneupuk (penumpuk dari logam tembaga dengan permukaan bergaris dan pegangannya dari rotan). Proses inilah yang menentukan seberapa tebal kertas yang diinginkan
>Setelah ditemukan ketebalan dan lebar yang diinginkan, bahan kertas itu dikeringkan pada medium lain.
>Setelah kering, kertas Daluang pun siap dipakai untuk menggambar, menulis atau melukis.

KEGUNAAN LAIN

Daluang ini juga dapat dibentuk menjadi boneka tau topi dengan mengeringkannya di atas cetakan atau model. Kertas Daluang ini juga dapat difungsikan seperti halnya kertas biasa, beberapa penulis juga pernah menggunakan kertas Daluang untuk mencetak buku, mencetak foto dan lain-lain. Tentunya, Daluang berpotensi sebagai kertas untuk kebutuhan tertentu masyarakat sekarang.

>Kertas
>Untuk mencetak Buku
>Foto
>Karya seni: lukis, kaligrafi, dll.
>Menggambar
>Pakaian, selendang, ikat kepala
>Ayat-ayat Al Quran/ kitab-kitab

SEBUTAN LAIN UNTUK KERTAS DALUANG
  • Sapukau (Basemah)
  • Glugu/galugu (Jawa)
  • Dhalubang/dhulubang (Madura)
  • Kembala/rowa (Sumatra Barat)
  • Linnggowas (Banggai)
  • Iwo (Tembuku)
  • Malak di Alf Seram
  • ambo (Baree)
  • malak (Seram)
  • Di tempat lain disebut: paper moerbeibom, murier a papier, dan japannischer papierbaum.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

>>Sebagai medium tulis, kertas daluang tidak berubah warna hingga usianya ratusan tahun. Tetap kuning kecokelat-cokelatan. Tulisan pun tidak lalu menjadi buram meski usia kertasnya sudah ratusan tahun.

>>Meskipun tanaman ini mudah tumbuh, namun tanaman ini masih susah ditemui. Menurut, dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Tedi Permadi (36), hasil Identifikasi peneliti dari Belanda, tanaman ini hampir menjadi tanaman langka. Keberadaannya di nusantara makin sulit ditemui. orang semakin lupa dengan daluang setelah menggunakan kertas pabrikan. Keberadaannya di nusantara makin sulit ditemui. Di belahan Sumatra, tanaman ini sudah punah. Di Pulau Jawa hanya bisa ditemui di Garut. Lalu, baru akan kita temui lagi di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah.


KEUNIKAN DALUANG
Karya rupa seperti gambar (drawing) atau lukisan pun menjadi unik dan terkesan kuno ketika gagasan estetik itu menggunakan kertas Daluang sebagai mediumnya. Teksturnya khas, sementara kertas produk industri belum tentu bisa memunculkan karakteristik tersebut.

TERIMA KASIH

Jumat, 07 September 2007

Materi kuliah pertemuan ke-II

PRESERVASI & KONSERVASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN DAN ARSIP

Oleh:
Tamara A. Salim-Susetyo,S.S., M.A.
(berdasarkan buku Ross Harvey, 1993)


BAB III
Survei Perpustakaan : Menentukan Kelayakan
Lingkungan dan Tingkat Kerusakan

Survei
survei bangunan perpustakaan
survei koleksi-koleksi perpustakaan.

Alasan-alasan untuk Mensurvei Perpustakaan & Koleksinya

Survei Lingkungan
-Mengontrol lingkungan
-Menguji semua aspek lingkungan fisik
-Penentuan rencana tindakan menghadapi bencana

Survei Kondisi
-Memberikan fakta-fakta dan angka-angka yang penting untuk administrasi dan perencanaan yang baik
-Dasar proposal dalam menilai alokasi dana suatu program pemeliharaan

Penjelasan Mengenai Survei Kondisi Menurut Morrow:
Proyeksi-proyeksi yang diinformasikan berdasarkan sampling yang dilakukan secara hati-hati dapat menunjukkan jumlah kira-kira dari item di setiap kategori kondisi utama. Informasi ini akan menunjukkan kebutuhan komparatif untuk jenis perawatan pencegahan dan perbaikan, sehingga memungkinkan suatu perpustakaan untuk mengalokasikan sumber-sumber yang ada, dan menilai prposal untuk dukungan tambahan dengan suatu cara yang bertanggung jawab.

Alasan-alasan Melakukan Survei Kondisi
a. Sebagai pedoman untuk kemajuan dan keefektifan program pemeliharaan.
b. Meningkatkan kesadaran terhadap pemeliharaan koleksi.
c. Dapat merangsang penelitian metode konservasi

Tujuan Survei Lingkungan
Tujuan dari suatu survei lingkungan adalah untuk mengevaluasi pantas tidaknya bangunan perpustakaan atau bangunan untuk penyimpanan koleksi yang mencakup empat aspek
pertanyaan:
1. karakteristik bangunan
2. lingkungan di dalam bangunan;
3. keamanan;
4. area penumpukkan dan ruang kerja;


Aspek-aspek Pertanyaan Tujuan Survei Lingkungan
Bangunan itu sendiri
Lingkungan di dalam bangunan
Keamanan bangunan
Area penumpukan dan ruang kerja


Tujuan Survei Kondisi
Tujuan survei kondisi adalah untuk mengevaluasi luasnya kerusakan di dalam suatu koleksi dan sifat dari kerusakannya.

Pertanyaan utama yang ditanyakan pada survei kondisi
terbagi dalam tiga cakupan:
1. informasi persiapan
2. sifat, dan
3. kondisi perlindungan primer
sifat dan kondisi kandungan (sebagai contoh: pH dan kekuatan pelipatan kertas di dalam sebuah buku).

Penelitian Survei Kondisi
Barrow’s Deterioration of Book Stock (1959)
Menghasilkan suatu metode yang dinamakan metode Barrow yang kemudian dikembangkan untuk tes suatu kondisi kertas, metode yang digunakan dalam suatu bentuk yang dimodifikasi dalam survei kondisi sekarang ini.
Library of Congress (1973)
Memperkirakan bahwa 34% total koleksi dari 17 juta buku adalah benar-benar dalam kondisi tidak dapat dipakai atau rusak serta tidak dapat diperbaiki.

Survei Kondisi di Negara-negara Beriklim Tropis
a. Selandia Baru
Survei ini meneliti surat kabar Selandia Baru yang diterbitkan sebelum tahun 1940. Hasil survei ditemukan bahwa: 49 % (diperkirakan 7 juta halaman) dari total keseluruhan surat kabar yang ada di Selandia Baru, dalam kondisi yang buruk dan bahwa 15% dalam kondisi kritis.
b. Australia
Hasil dari survei ini ditemukan bahwa dari jumlah total keseluruhan koleksi penelitian Perpustakaan Univeritas Kepustakaan Sydney, ditemukan bahwa sebanyak 12,3 % koleksi dicetak dalam kondisi kertas yang rapuh dan 73,1 % (1,74 juta volume) dicetak dengan menggunakan kertas dengan keasaman yang tinggi.
c. Indonesia
Lebih dari 40% koleksi buku-buku Indonesia di Perpustakaan Umum Indonesia segera membutuhkan perhatian pemeliharaan.

Survei Kondisi: Metodologi

1. Metodologi Survey Standford (1979)

Bertujuan untuk menetapkan metodologi yang dapat diterapkan dimanapun secara konsisten, dan pada waktu yang bersamaan akan menghemat uang dan waktu.
Kerusakan kondisi kertas, kondisi penjilidan, papan dan sampul buku.
Ditetapkan tiga tingkatan kategori: baik, sedang, buruk.

2. Survei Yale (1980)
Menguji dengan sampel buku yang sangat banyak dalam rangka untuk memperoleh hasil yang valid dari hasil penelitian dengan jumlah total koleksi perpustakaan yang banyak.

3. Metode Survei Research Library Association

Kategori yang diuji:
jenis fisik (volume jilidan, serial yang tidak dijilid, surat kabar, microforms, dll.);
Jumlah item yang diperkirakan;
umur atau kisaran tanggal;
penggunaan yang diperkirakan (berat, dll.);
catatan (pertimbangan khusus).