Sabtu, 22 September 2007

KELOMPOK : PERKAMEN

KERTAS PERKAMEN


Oleh:
Kania Aranda 0704130253
Karlina M. Sari 0704130261
Kartika Indriyani 070413027X
K. Widya Paramita 0704230245
Mirza I. Aziz 070413030X


PENDAHULUAN
Perkamen atau dalam bahasa Inggris disebut “Parchment” adalah bahan tipis yang dibuat dari kulit binatang seperti kulit domba, kulit kambing, kulit sapi. Perkamen biasanya digunakan untuk halaman buku, codex, atau manuskrip. Perkamen sangat berbeda dengan bahan leather/kulit karena tidak dihilangkan asam tannic-nya, tapi di lebarkan dan dikeringkan untuk menciptakan suatu bahan kulit binatang yang kaku, putih, kekuning-kuningan atau transparan. Perkamen telah digunakan semenjak 200 tahun SM.


SEJARAH PERKAMEN

  • Pada 200 tahun sebelum masehi, perpustakaan dibangun di Pergamum, sebuah kawasan di Asia kecil, oleh Raja Eumenes II. Pliny menuliskan ini pada “Natural History” di buku ke 13, paragraph 21

  • Pada saat, Raja Ptolemy dan Raja Eumenes berkuasa, mereka bersaing akan keberadaan perpustakaan mereka. Ptolemy menghentikan eksport papyrus, dan setelah ditemukannya perkamen di Pergamum maka Ptolemy mulai menggunakannya karena harganya lebih murah. (Reeds, 1975: 7)

  • Pentingnya penemuan perkamen di Pergamum adalah kepraktisannya dalam proses perendaman dan pengeringannya lalu kemudian diregangkan, membuatnya lebih halus dan berwarna pucat. (Reed, 1975: 43)

  • Pada tahun 1909, dua dokumen perkamen ditemukan di Avroman, Kurdistan, yang diperkirakan dokumen tersebut diterbitkan pada tahun 88 SM dan 22 SM. Serta pada tahun 1923, pada penelitian di situs berstruktur zaman Roma di Dura, ditemukan dokumen perkamen lainnnya yang diperkirakan terbit pada tahun 189-195 SM. Karena hal ini, maka beberapa kebijakan percaya bahwa perkamen telah digunakan sebelum Perpustakaan Pergamum berdiri (Kenyon, 1932: 89).

  • Pada 100 tahun SM akhir, perkamen mulai banyak dikenal orang dikarenakan kemudahannya untuk digunakan sebagai tag dan label (Reed, 1975: 47). Selain itu, kelebihan perkamen dari papyrus adalah kefleksibelannya dibandingkan papyrus, yakni pada kedua sisinya dapat ditulis. Selain itu juga penulisan lebih mudah dilakukan dan dapat dibaca dengan jelas serta apabila ingin dilakukan pengoreksian tulisan pun juga dapat dilakukan dengan lebih mudah (Reed, 1972: 5). Maka pada abad ke 3, perkamen dijadikan sebagai media tulisan pilihan untuk semua tulisan (Reed, 1975: 33).

JENIS-JENIS PERKAMEN
Perkamen dibedakan jenisnya dari bahannya.
>>Perkamen Uterine
Dari masa pertengahan, beberapa perkamen dibuat dari kulit binatang yang belum lahir. Kulit dalam rahim binatang merupakan bahan kulit yang halus dengan jaringan dermal yang kokoh sehingga menjadi bahan kulit yang tipis dan kuat.
>>Perkamen Goldbeater
Perkamen jenis ini dibuat dari kulit sapi. Jenis perkemen ini diproses dan dibentuk sama seperti pembiatan perkamen biasa. Jenis bahan Perkamen Goldbeater ini tipis, kuat, dan dapat di lebarkan tanpa menyebabkan kerusakan.
>>Perkamen Transparan
Perkamen transparan digunakan untuk mengiluminasikan manuskrip agar menjadikannya lebih dekoratif. Perkamen transparan juga dapat digunakan untuk kaca pembesar, dan juga sebagai kaca jendela apabila bahan kaca tidak tersedia.


PROSES PEMBUATAN PERKAMEN



  1. Pemilihan Kulit

  2. Mencuci kulit

  3. Perendaman

  4. Menghilangkan Bulu

  5. Merendam dan Mencuci Kembali

  6. Peregangan

  7. Pengeringan

KELEBIHAN & KEKURANGAN PERKAMEN


#Perkamen tidak mengandung asam yang tinggi, sehingga tidak mudah berubah warna.
#Fleksibel, karena dapat digunakan di kedua sisinya
#Mudah dibaca dan dikoreksi kembali
#Proses waktu pembuatan keseluruhan perkamen lebih lama.



  • FAKTOR INTERNAL & EKSTERNAL
    Durabilitas: Perkamen memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan uap yang sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan perkamen mudah rusak apabila kelembaban tidak sesuai. Apabila kelembaban udara sekitarnya tinggi, maka perkamen tidak akan bertahan lama (basah). Sedangkan apabila kelembaban udara disekitarnya rendah, perkamen akan menjadi kering dan mudah rusak sehingga tinta atau cat yang berada di permukaan perkamen akan mengelupas.

  • Cahaya: perkamen akan mengalami kekeringan sehingga mudah hancur.

  • Panas: apabila perkamen terlalu sering terkena panas, maka akan berkerut-kerut.

  • Serangga: serangga cenderung mengkonsumsi perkamen dengan menggigiti pinggiran perkamen sehingga meninggalkan kerusakan yang terlihat jelas.

TERIMA KASIH......








Tidak ada komentar: